Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membuat hidup kita sedikit jauh lebih berarti. Salah satunya ialah dengan meresapi sari pati dari setiap perjalanan kita.
Yang membuat saya merasa sedikit berbeda dengan orang lain ialah, saya merupakan orang yang sangat senang dengan suasana baru. Saya akan merasa sudah pergi beribu-ribu kilometer, ketika melihat suatu daerah yang baru pertama kali saya jumpai. Meskipun pada dasarnya darah tersebut masih satu kecamatan dengan tempat tinggal saya. Hal inilah yang membuat saya sering berkata bahwa, berwisata itu tidak harus jauh dan mengeluarkan biaya yang mahal. Bukankah banyak lokasi wisata di sekeliling kita yang sudah terkenal di daerah luar tapi kita saja belum sempat mengunjunginya atau bahkan yang lebih miris lagi kita belum tauh. Banyak saya jumpai teman-teman di sekeliling saya yang sudah traveling ke berbagai daerah (baca : ke beberapa daerah ) di Indonesia. Tapi kok toraja saja belum pernah ia kunjungi. Padahal kita tauh bahwa toraja masuk dalam daftar 100 tempat wisata yang wajib di kunjungi Before you die, bahkan setiap tahunya pada event Lovely desember, banyak orang dari berbagai penjuru dunia, datang beramai-ramai untuk melihat budaya dan tradisi dari masyarakat setempat yang begitu mengagumkan.
Lalu muncul dalam benak saya, apasih hakekat perjalanan yang selama ini kita cari ? apakah hanya sekedar adu gaya ? atau mau ji di kata hehee. Tapi apapun itu. Saya yakin setiap dari kita pasti bisa memaknai setiap apa yang dia rasakan dalam setiap perjalanannya. Pernah suatu ketika dalam perjalanan saya dari Sorong ke Ternate kebetulan waktu itu saya habis dari Raja Ampat. Karena kabar yang saya terima dari om saya bahwa perjalanan menggunakan kapal pelni dari sorong ke ternate hanya 8 jam, makanya saya tergoda untuk melanjutkan perjalanan saya ke ternate lagi. karna kapalnya berangkat sore sekitar jam 4, jadi dalam benak saya pasti kapalnya tiba di ternate subuh hari. Saya dan kakak saya memutuskan untuk membeli tiket ekonomi. Sesampainya diatas kapal saya mulai bingun mencari tempat karena capek akhirnya saya memilih sebuah tempat tepat di depan restoran kelas satu, ataudi koridor paling belakang kamar kelas satu. Meskipun bukan merupakan kali pertama saya naik kapal pelni, karena sekitar umur 7 tahun saya pernah naik kapal pelni dengan orang tua saya ketika itu pulang dari ambon tapi waktu itu kita ambil di kelas 2 nya karena kita ada 4 orang. lanjut cerita akhirnya saya pun taruh barang di samping kakek dan nenek yang sejak tadi sudah berada di tempat itu, dengan permisih akhirnya saya di persilakan duduk. Saya mulai gelisah dan merasa tidak nyaman dengan kondisi itu, karena tempat kami tept juga berada di tangga belakang coba nda bayangkan orang lalu lalang hilir mudik kesana kemari, belum lagi suara tangisan bayi dan orang-orang. Akhirnya saya memutuskan untuk ingin pindah mencari kamar ABK, karena tadi saya sempat di tawarkan. Kakak saya pun menyutujuinya dan saya pun pergi mencari ABK yang tadi menawarkan kamarnya namn setalah berkeliling saya tidak menemuinya.
Singkat cerita saya tidak jadi mengambil kamar ABK terebut dan saya tetap berada di tempat itu bersama kakek dan nenek yang berasal dari seram, si kakek agak sedikit terpesona dan kaget melihat Hp layar sentuh saya, katanya dia belum pernah melihat hp yang kacanya di sentuh. Dalam suatu moment ketika kru kapal mengadakan acara karaoke di restoran kapal. Ketika itu saya yang sementara berbaring di depan pintu restoran segera di bangunkan dengan sopan oleh sanga ABK, bahwa disini nanti akan di lalui orang sebagai pintu masuk. Ketika acara mulai, tentu saja terlihat pemandangan yang berbeda dari orang-orang yang hadir pada malam itu. Cuma kakek dan Nenek itu saja yang paling tua, cuma mereka berdua yang tidak menggunakan alas kaki, cuma si kake aja yang begitu antusias melihat si penyanyi sampe berdiri berkali-kali dan di tegur berkali-kali oleh petugas, karena saking antusiasnya ingin melihat lebih dekat ke penyani yang ia kira artis, padahal kake berada di bangku paling depan, cuma si nenek aja pengunjung malam itu yang menggunakan jilbab dan tepuk tangan paling keras bahkan ketika musik baru mulai di mainkan ia langsung tepuk tangan. Tidak hanya itu bersama kami ada beberapa anak muda yang ingin ke Bau-bau tapi dia hanya membeli tiket sampai ternate saja, ada juga seorang remaja seperti saya yang sudah merantau 5 tahun ke kalimantan, papua, hingga temannya memanggilnya ke salah satu pulau yang ada di ternate. Dia sempat berkata kepada saya bahwa uangnya habis sama sekali karena harus numpang tinggal di temannya di kota sorong untuk menunggu kapal.
ini lokasi tempat tidur saya.. msa neneknya aja kuat sedangkan saya dan kaka saya | yang masih | muda dan enerjik kalah |
Tete nyong dan Nenek Nona |
Tapi saya kan jauh sangat bersyukur lagi, dengan begitu banyak hal yang bisa saya renungkan, banyak hal yang bisa saya pelajari dan tentu saja banyak hal yang bisa saya syukuri. Saya bisa menikmati hembusan angin laut yang begitu kuat sambil menikmati pop mie dan segelas teh hangat. Membayangkan masa depan saya sambil memandang gelapnya lautan yang menyimpan sejuta misteri di bawahnya.
0 komentar:
Posting Komentar