Selasa, 30 September 2014

Orang Terdekat

Setiap dari kita pasti memiliki orang-orang terdekat dalam hidup kita. Biasanya orang-orang terdekat yang kita miliki adalah mereka yang begitu akrab dengan kita. Mereka adalah orang yang setidaknya pernah berjasa dalam kehidupan kita sehingga kita menjadi begitu akrab dengan mereka. Ada yang begitu dekat dengan orang tuanya, keluarganya, sepupunya, bibi, pekerja rumah, baby sister, sopir, sepupu atau bahkan hewan peliharaannya. Setiap orang memiliki orang terdekat masing masing dalam hidupnya.

Ibu saya yang bersaudara 8 orang dimana 7 orang adalah perempuan dan memiliki adik paling bungsu yaitu akrab kami panggil dengan sebutan om aco. Dia adalah satu satunya pria dalam keluarga ibu saya pewaris tunggal dari kakek saya. semenjak bayi dia sudah di tinggal mati oleh nenek saya, sehingga mengakibatkan om aco ini dari kecil di rawat dengan mama saya. karena dari kecil sampai menikah masih dengan ibu saya makanya kami semua dekat sekali dengan dia. Saya masih ingat sekali waktu saya kecil dia selalu ajak saya dan kaka saya jalan-jalan. Kadang dia juga mengajarai kami kalasi (kayak abunawas) untuk minta uang di ibu saya kemudian kita pergi makan deh.

Om Aco dan Sepupu saya Risma.
Ini Waktu di Dermaga Biru, yang saya juluki Pantai Pribadiku.
Pada tahun 1999 orang tua saya yang sudah lelah bekerja memutuskan untuk istarahat dulu sejenak selama kurang lebih dua tahun di makassar. Akibatnya kami semua pindah sekeluarga di makassar. Karena om aco masih bekerja di PT. Freeport makanya, pada saat dia cuti ke makassar. Saya selalu diajak jalan oleh dia. Apapun yang saya inginkan pasti dia belikan. Hal ini khusus dia lakukan dengan saya hal serupa juga saya terima dari istrinya yaitu tante titin atau akrab saya sapa tan titin.  Pada saat masa cuti nya sudah berakhir, dia mau pulang kembali ke timika, saya tidak tauh setan apa yang merasuk dalam tubuh saya waktu itu. Saya mati matian tidak ingin melepaskan dia untuk berangkat. Saya menangis sejadi-jadinya dan itu menjadi bahan olokan saya hingga sekarang... aduh malu deh
Om aco juga terkenal orang yang pintar. Meskipun dia tidak tamat SMA tapi pengalaman kerja dia sudah di akui. Bayangkan saja dengan dengan pengalaman kerja, dia sudah bisa masuk ke PT. Freeport bahkan sampai dua kali, sedangkan kita tauh bahwa Freeport merupakan salah satu perusahan tambang terbesar di dunia yang berbasis di Amerika. Dia juga pernah bekerja di PT. Pangansari, PT. Sucofindo. Bahkan pada suatu ketika, ketika bosnya bertemu dengan bapak saya, bos nya banyak bercerita tentang kehebatan om aco dalam menghendel pekerjaannya di PT. Sucofindo, sedangkan sucofindo adalah salah satu perusahan yang bergerak di bidang penelitian.
Kiri-Kanan, Sarman, saya, sanita, risma, tan titin..om aco yang ambil gambar


Saat ini om aco berdomisili di Kabupaten Bacan yang terletak di Halmahera Selatan. Selama di sana dia sudah bekerja di beberapa perusahan Tambang dan  Perusahan Kayu. Alasan dia pindah di sana katanya daerhanya enak, dia bisa menyalurkan hobinya di laut. Yah, hal itulah yang dia warisi dari kakek saya yang meruapakan seorang pelaut ulung. Hehe. Selama om aco di sana kurang lebih sudah 3 atau 4 kali saya ke sana. Selama disana hidup saya terasa begitu terjamin sekali. Setiap mau keluar pasti dia selalu kasih saya uang untuk jalan. Dengan anak-anaknya juga saya begitu dekat begitupun sebaliknya. Om aco ini telah saya anggap adalah orang terpenting dalam hidup saya selain kedua orang tua saya. 
Banyak sekali kenangan manis yang saya dapatkan antara saya dan om aco. Dia juga merupakan sosok yang keratif dan sangat humoris tinggi dengan cerita-cerita lucu dan kabualanya (itu kata ibu saya). hehe. Saat ini om aco masih bekerja di salah satu perusahan kayu di daerah ternate. Komunikasi kami sudah tidak se intens seperti dulu lagi, karena di tempat kerjanya signal hp kurang bagus. Tapi saya selalu mengingat dia sebagai om dan tentu saja salah satu orang terpenting dalam hidup saya.

30 september 2014
Jam 22:39

0 komentar:

Posting Komentar