Rabu, 12 Juni 2013

Perjalanan ke Manado

Kejadian ini betul-betul fakta yang terjadi..

dari ternate ke manado saya menggunakan moda transportasi yang paling banyak di gunakan oleh masyarakat ke dua pulau tersebut. Selain karna bisa leluasa membawa barang yang banyak, waktu yang di tempuh pun tidak terlalu lama yaitu sekitar 8 jam saja. Lagian kapalnya berangkat sore tiba di manado pada subuh hari begitu pun sebaliknya. KEtika membeli tiket seharga 130 ribu maka kita juga akan langsung memilih tempat tidur yang akan kita gunakan, jadi meskipun kita datang belakangan kita tiak usah khawatir untuk tidak mendapatkan tempat, karena di tiket kita sudah ada nomor ranjangnya. Alhamdulillah tepat se jam sebelum kapal meninggalkan pelabuhan kami telah tiba di pelabuhan Ahmad Yani kota Ternate, meskipun suasana sore itu cukup mendung disertai gerimis tapi kondisi laut cukup tenang dan bersahabat. Mungkin hal ini di karenakan letak pulau ternate yang di kelilingi oleh banyak sekali pulau yang sambung menyambung menjadi satu itulah ternate.


Setelah beberapa menit meninggalkan Pelabuhan Ternate kapal melaju dengan kencang dari atas kapal Aksar Saputra 07 saya bisa melihat  berbagai objek wisata yang pada umunya berada di pinggir pantai, mulai dari benteng, pantai sulamadaha, gunung gamalama, hingga kawah danau tolire yang menyimpan berbagai macam misteri yang tak terkuat hingga sekarang. Para fotografer amatiran pun segera beraksi mengambil berbagai objek yang bisa di tangkap oleh kamera hp mereka, saya pun tentu saja tidak ketingalan. hehe

Selang beberapa saat kapal mulai lepas dari kepulauan maluku. dan mulai memasuki laut lepas tampa pulau. Ikan terbang pun sesekali muncul terbang di sekitar hembusan ombak yang di hasilkan oleh kapal, beberapa kali lumba-lumba juga muncul di tengah luasnya samudra, sedangkan di depan saya, meskipun bentuk matahari tidak nampak jelas, namun pancaran sinrnya di awan bisa menyejukan hati siapapun yang melihatnya. Hmm sungguh sore yang begitu bermakna sambil memikirkan kebesaran Allah SWT.

Selepas semua keindahan itu, Waktu magrib pun telah masuk. Meskipun tak terdengar kumandang adzan di tengah lautan luas, namun beberapa pria sudah sibuk mondar mandir di dekat mushola untuk mengambil air wudhu, hati saya semakin tenag. Sungguh tiada alasan bagi mereka untuk tetap dekat dan beribadah kepada Allah meskipun di tengah laut sekalipun.

Magrib pun telah berlalu, sinar kemerahan yang tadi nampak di ujung cakrawala kini tiada tersisa lagi. Hanya gelap yang merayap di semua sudut bumi, sesekali kita melihat lampu kapal di kejauhan malam. Kapal pun mulai berlenggak lenggok, banyak penumpang yang memilih untuk tidur di tempatnya dan banyak juga yang lebih memilih menghabiskan waktu di depan kafetaria sambil minum segelas kopi atau teh dan menikmati tanyangan TV. Saya tentu saja tidak ingin melewati malam ini, saya berulang kali keliling kapal, sambil mendengarkan headset dan bolak balik dari belakng ke depan dan seterusnya hingga waktu menunjukan pukul 23.00 saya pun beranjak tidur, dengan mengkonsumsi 2 butir antimo, dan berharap ketika bangun sudah tiba di Manado.

0 komentar:

Posting Komentar