Setiap
dari kita pasti memiliki orang-orang terdekat dalam hidup kita. Biasanya orang-orang
terdekat yang kita miliki adalah mereka yang begitu akrab dengan kita. Mereka adalah
orang yang setidaknya pernah berjasa dalam kehidupan kita sehingga kita menjadi
begitu akrab dengan mereka. Ada yang begitu dekat dengan orang tuanya,
keluarganya, sepupunya, bibi, pekerja rumah, baby sister, sopir, sepupu atau
bahkan hewan peliharaannya. Setiap orang memiliki orang terdekat masing masing
dalam hidupnya.
Ibu
saya yang bersaudara 8 orang dimana 7 orang adalah perempuan dan memiliki adik
paling bungsu yaitu akrab kami panggil dengan sebutan om aco. Dia adalah satu
satunya pria dalam keluarga ibu saya pewaris tunggal dari kakek saya. semenjak
bayi dia sudah di tinggal mati oleh nenek saya, sehingga mengakibatkan om aco
ini dari kecil di rawat dengan mama saya. karena dari kecil sampai menikah
masih dengan ibu saya makanya kami semua dekat sekali dengan dia. Saya masih
ingat sekali waktu saya kecil dia selalu ajak saya dan kaka saya jalan-jalan. Kadang
dia juga mengajarai kami kalasi (kayak abunawas) untuk minta uang di ibu saya
kemudian kita pergi makan deh.
|
Om Aco dan Sepupu saya Risma.
Ini Waktu di Dermaga Biru, yang saya juluki Pantai Pribadiku. |
Pada
tahun 1999 orang tua saya yang sudah lelah bekerja memutuskan untuk istarahat
dulu sejenak selama kurang lebih dua tahun di makassar. Akibatnya kami semua
pindah sekeluarga di makassar. Karena om aco masih bekerja di PT. Freeport
makanya, pada saat dia cuti ke makassar. Saya selalu diajak jalan oleh dia. Apapun
yang saya inginkan pasti dia belikan. Hal ini khusus dia lakukan dengan saya
hal serupa juga saya terima dari istrinya yaitu tante titin atau akrab saya
sapa tan titin. Pada saat masa cuti nya
sudah berakhir, dia mau pulang kembali ke timika, saya tidak tauh setan apa yang
merasuk dalam tubuh saya waktu itu. Saya mati matian tidak ingin melepaskan dia
untuk berangkat. Saya menangis sejadi-jadinya dan itu menjadi bahan olokan saya
hingga sekarang... aduh malu deh
Om
aco juga terkenal orang yang pintar. Meskipun dia tidak tamat SMA tapi
pengalaman kerja dia sudah di akui. Bayangkan saja dengan dengan pengalaman
kerja, dia sudah bisa masuk ke PT. Freeport bahkan sampai dua kali, sedangkan
kita tauh bahwa Freeport merupakan salah satu perusahan tambang terbesar di
dunia yang berbasis di Amerika. Dia juga pernah bekerja di PT. Pangansari, PT.
Sucofindo. Bahkan pada suatu ketika, ketika bosnya bertemu dengan bapak saya,
bos nya banyak bercerita tentang kehebatan om aco dalam menghendel pekerjaannya
di PT. Sucofindo, sedangkan sucofindo adalah salah satu perusahan yang bergerak
di bidang penelitian.
|
Kiri-Kanan, Sarman, saya, sanita, risma, tan titin..om aco yang ambil gambar |
Saat
ini om aco berdomisili di Kabupaten Bacan yang terletak di Halmahera Selatan.
Selama di sana dia sudah bekerja di beberapa perusahan Tambang dan Perusahan Kayu. Alasan dia pindah di sana
katanya daerhanya enak, dia bisa menyalurkan hobinya di laut. Yah, hal itulah
yang dia warisi dari kakek saya yang meruapakan seorang pelaut ulung. Hehe. Selama
om aco di sana kurang lebih sudah 3 atau 4 kali saya ke sana. Selama disana
hidup saya terasa begitu terjamin sekali. Setiap mau keluar pasti dia selalu
kasih saya uang untuk jalan. Dengan anak-anaknya juga saya begitu dekat
begitupun sebaliknya. Om aco ini telah saya anggap adalah orang terpenting
dalam hidup saya selain kedua orang tua saya.
Banyak
sekali kenangan manis yang saya dapatkan antara saya dan om aco. Dia juga
merupakan sosok yang keratif dan sangat humoris tinggi dengan cerita-cerita
lucu dan kabualanya (itu kata ibu saya). hehe. Saat ini om aco masih bekerja di
salah satu perusahan kayu di daerah ternate. Komunikasi kami sudah tidak se
intens seperti dulu lagi, karena di tempat kerjanya signal hp kurang bagus. Tapi
saya selalu mengingat dia sebagai om dan tentu saja salah satu orang terpenting
dalam hidup saya.
30
september 2014
Jam
22:39